Sejarah TPS3R Nawasena

Perjalanan Membangun Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Cemorokandang

Awal Mula Terbentuknya TPS3R Nawasena

TPS3R Nawasena lahir dari kepedulian masyarakat Kelurahan Cemorokandang terhadap meningkatnya volume sampah dan minimnya fasilitas pengolahan sampah terpadu. Jauh sebelum terbentuknya TPS3R, warga telah merasakan dampak lingkungan akibat penumpukan sampah rumah tangga, mulai dari bau tidak sedap, pencemaran lingkungan, hingga estetika lingkungan yang terganggu.

Melihat kondisi tersebut, tokoh masyarakat, pihak kelurahan, dan kelompok warga mulai membicarakan perlunya sistem pengelolaan sampah yang lebih baik. Gagasan untuk membentuk TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) muncul sebagai langkah efektif untuk mengurangi ketergantungan terhadap TPA dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah dari sumbernya.

Proses Pembentukan

Pada tahap awal, dilakukan musyawarah bersama antara:

• Pemerintah Kelurahan

• Warga RT/RW

• Tokoh masyarakat

• Aktivis lingkungan

• Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
  
  

Musyawarah ini melahirkan komitmen bersama untuk membentuk sebuah sistem pengelolaan sampah mandiri. Setelah melalui serangkaian diskusi dan persiapan, dibentuklah KSM Nawasena sebagai pengelola resmi TPS3R.

Penetapan lokasi di Jl. Baran Tempuran dipilih karena dianggap strategis dan memungkinkan untuk pengembangan fasilitas pengolahan sampah. Nama “Nawasena”, yang berarti harapan masa depan, dipilih untuk menggambarkan tujuan besar pembangunan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Pengembangan Infrastruktur dan Fasilitas

Sejak awal berdiri, TPS3R Nawasena terus memperbaiki dan meningkatkan fasilitas pengelolaan sampah, antara lain:

• Area pemilahan sampah

• Unit pengolahan organik (komposter & mesin pencacah)

• Area penyimpanan bahan anorganik

• Area residu

• Armada pengangkut sampah

• Timbangan digital

• Ruang edukasi untuk masyarakat dan pelajar
  
  

Peningkatan fasilitas ini dilakukan secara bertahap melalui swadaya warga, dukungan pemerintah, serta kolaborasi dengan berbagai pihak.

Perjalanan Menuju TPS3R Mandiri

Dalam perjalanannya, Nawasena tidak hanya menjadi tempat pengolahan sampah, tetapi berkembang menjadi pusat edukasi lingkungan yang melibatkan berbagai kalangan. Beberapa pencapaian penting meliputi:

• Penerapan sistem pemilahan dari rumah bagi warga sekitar.

• Produksi kompos dan pupuk cair organik dari sampah dapur.

• Penyortiran anorganik bernilai ekonomi untuk mendukung ekonomi sirkular.

• Kerja sama dengan sekolah dan komunitas untuk kegiatan kunjungan edukatif.

• Program CSR bersama lembaga dan perusahaan dalam mendukung fasilitas lingkungan.
  
  

Melalui kerja keras tim pengelola dan dukungan masyarakat, TPS3R Nawasena berkembang menjadi lembaga yang dipercaya dan menjadi contoh pengelolaan sampah berbasis masyarakat di wilayah Cemorokandang.

Makna dan Harapan ke Depan

Nama Nawasena bukan hanya simbol, tetapi menjadi komitmen untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat. Harapannya, TPS3R ini dapat:

• Menjadi pusat percontohan pengelolaan sampah terpadu

• Mengurangi beban sampah ke TPA secara signifikan

• Menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat

• Memberdayakan masyarakat melalui ekonomi sirkular

• Menjadi ruang edukasi berkelanjutan bagi generasi muda
  
  

Dengan semangat kebersamaan, TPS3R Nawasena percaya bahwa pengelolaan sampah dapat menjadi gerakan positif yang membawa perubahan besar bagi masa depan lingkungan.